Ini Ada Di mana Si? London apa Belanda?

Bus Semarjawi

Jam menunjukkan pukul 8 pagi, matahari cerah, kami pun semangat mulai menaiki double-decker bus. Dengan lambat, bus ini membawa kami mengelilingi kota. Ada gereja, kantor pos, dan museum yang kental aristektur Belanda. Dengan berjalan kaki menyusuri salah satu jalan yang padat lalu lintas namun sepi pejalan kaki jalan di kota ini, kita dapat menemukan sebuah bangunan di tengah kota yang memiliki ribuan pintu yang dahulu digunakan sebagai kantor pemerintahan dan markas tentara. Sebagian orang bisa saja mengira kami sedang di London atau di Belanda, tetapi kami masih di Indonesia. Apakah kamu tahu kami berada di mana?

Semarang beruntung menjadi kota yang dekat dengan latar belakang sejarah Indonesia dimana terkenal dengan Kota Lama, Lawang Sewu, Sam Poo Kong, Pecinan (China Town) Semawis, Taman Madukoro, Pagoda, dan Museum seperti Ronggo Warsito, Mandala Bhakti, dan Semarang Art Galery. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi penikmat city tour apalagi dengan hadirnya bus double-decker Semarjawi yang mirip seperti di London. Bus yang beroperasi tiap dari sore hari (libur pada hari Senin) ini memungkinkan pengunjung melihat kota Semarang yang dimulai dari Kota Lama dan kembali setelah jalan hingga mengitari Tugu Muda.

Salah satu bangunan di Kota Lama

Kota Lama, Gereja Blendug, Lawang Sewu serta bangunan pemerintahan yang dipakai menyerupai bangunan-bangunan khas Eropa, khususnya Belanda yang memang masih mempertahankan karakteristiknya sebagai warisan penjajahan kolonial Belanda. Jika kamu berada di Sam Poo Kong dan Pecinan Semawis, seketika kamu akan merasakan seperti sedang di negara Tiongkok.

Taman Madukoro yang terletak di tengah kota sepertinya tidak kehilangan daya tariknya. Hampir setiap sore dan malam, tempat ini ramai dipenuhi baik anak kecil, remaja hingga orang tua menghabiskan waktu bercengkrama, bermain-main, maupun sekedar menikmati suasana. Tempat ini mengingatkan pada salah satu taman kota yang berada di tengah kawasan Seoul yang modern tetapi mampu menciptakan suasana yang menenangkan.

Semarang Art Gallery

Bagi kamu yang senang mengunjungi galeri seni, kamu tidak perlu jauh-jauh pergi ke Seoul, New York, atau Perancis, masih di kawasan Kota Lama, kamu bisa mampir melihat-lihat Semarang Art Gallery. Bagi saya, galeri ini adalah satu surga bagi penikmat seni karena selain karya-karyanya yang unik dan indah, tata ruang dan hiasan di galeri ini mampu membuat pengunjung betah berlama-lama.

Curug Lawe

Meskipun lebih terkenal dengan city tour, ternyata Semarang tidak kalah dengan dengan pesona alamnya yang masih alami. Masih di kawasan semarang, sekitar 45 menit berkendara dari pusat kota ke arah Gunung Pati, kita akan sampai di desa Kalisidi. Dengan petunjuk dari warga desa Kalisidi, kurang dari setengah jam, kamu akan sampai pada jalan masuk ke wisata Curug Lawe dan Benowo. Trekking menyusuri pepohonan selama kurang lebih 45 menit, kamu dapat memilih untuk mengunjungi Curug Lawe atau Curug Benowo. Meski membutuhkan perjuangan yang lebih untuk menikmati wisata alam setelah seharian mengitari Semarang dan belajar sejarah, siang hari menyusuri pepohonan rindang dan main air di Curug Lawe dapat menyegarkan pikiran dan badan.

Liburan akhir pekan atau budget terbatas, tidak perlu membuat kita memaksakan diri menghabiskan waktu ke luar negri. Berwisata ke Semarang juga bisa memberikan kita pengetahuan sejarah, melihat-lihat aristektur gaya Eropa, tempat khas seperti di Tiongkok dan Korea, tetapi juga wisata petualangan seru yang dapat menjadi obat setelah satu minggu beraktivitas.